Sabtu, 22 Oktober 2011

cuplikan kisah cinta

Buang Meragumu

sayang...
mohon maafkan aku, dua hari kemarin aku seolah hilang
tenggelam dan membuatmu khawatir, tak ada pesan yang
aku sampaikan bukan berarti tak ada dirimu dalam
kepalaku, dihati ini kamu terus terbawa dan tetap
berada disana. kamu tentu sudah mengerti walau mungkin
itu membuatmu tergores bahwa apa yang telah terbangun
dimasa lalu tak kita inginkan untuk meruntuh atau
rusak sambil tetap kita bangun apa yang kita miliki
saat ini dan seterusnya. dalam saat-saat kemaren aku
ingin engkau mengetahui bahwa aku merindukan dirimu
adanya, namun sekali lagi maafkan aku tidak
menyempatkan diriku memberi pesan dan kabar untuk
menenangkan gelisahmu.

sayang...
selama hidupku aku selalu membentuk diriku untuk tidak
pernah meragu, kulakukan karena akupun tidak ingin
diragukan. sayang... sepenuhnya aku percaya
ketulusanmu, kecintaanmu, segala yang engkau berikan
dengan ketegasan-ketegasanmu... karena dengan begitu
aku akan begitu tenang, aku tidak akan dihantui rasa
curiga yang akan membuat aku gelisah tak tentu. tidak
sayang... hidupku dipenuhi oleh penyerahan... ihklas
tulus... aku akan menerima apapun, bagaimanapun cinta
yang kau berikan, bukan aku tidak peduli... tapi aku
percaya...

sayang...
pandanglah lebih dekat, dekaplah lebih erat, walau
hanya angan kamu akan temui bahwa apapun keraguan itu
akan jauh lebih baik jika kamu singkirkan, dengarkan
hatimu walau mungkin ia keliru, dengarkan rasa mu
walau tak selalu setuju. buatlah dirimu meyakini
kebenaran dengan fakta nyata, cintai atau benci...
jangan biarkan dirimu berada ditengah... karena kamu
hanya menyiksa dirimu sendiri...

sayang...
telah kau akui bahwa keputusan yang kita ambil
seringkali suatu keputusan yang salah, tapi sesal
hanyalah sesal, dalam sisa hidup kedepan telah
ditentukan anugrah yang kita miliki untuk kita ambil
dan resapi, telitilah bahwa petunjuk menuju
kebahagiaan itu selalu ada


seperti janjiku untuk mengisi ruang kosong dingin
dihatimu dengan bait-bait kalimat kerinduan sebelum
mampu aku menumpahkan rindu ini dalam pelukan nyata
dirimu. Jarak memang membentangkan keberadaan aku dan
dirimu, namun dengan sangat sederhana aku hanya bisa
mengatakan bahwa rasa ini tumbuh untuk dirimu.

mungkin terlalu konyol dan agak bodoh, mengingat
perkenalan kita yang cukup singkat yang pada masa-masa
itu sama sekali tak pernah terbersit sedikitpun akan
ada percikan cinta. begitu sering kita hanya bercanda
yang tanpa banyak pretensi, walau mungkin aku banyak
memaksa untuk mengenal dirimu lebih jauh. Dan dirimu
pun menyingkap dengan perlahan perihal dirimu.

semenjak pertukaran kata-kata kita dalam puisi dan
pembicaraan kita melalui kawat telpon aku melihat dan
merasakan begitu banyak cinta yang engkau miliki,
begitu melimpah yang engkau tak mengerti untuk apa dan
untuk siapa semua cinta itu. cinta yang juga ingin
engkau nikmati. sementara aku disinipun mengalami hal
yang demikian, selama perjalanan hidupku, telah banyak
aku mencintai, memberi kasih sayang, dan masih saja
aku merasa bahwa aku begitu penuh dengan gejolak rasa
untuk menyayangi.

aku tidak ingin berharap, apalagi meminta (sungguh
suatu hal yang tak pantas dan aku tidak memiliki hak
atas itu) untuk berharap dan meminta dirimu
menumpahkan segala kecintaan yang kamu miliki
kepadaku. aku hanya bisa mengajakmu untuk kita berbagi
dan menikmati cinta yang sama-sama kita miliki untuk
kebahagian tanpa bisa menjanjikan apapun didunia ini.

ingin kunikmati lagi rasa merindukan, ingin kunikmati
lagi rasa dirindukan, ingin kunikmati lagi rasa cinta
itu, bersama dirimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar